Senin, 06 Mei 2013

Bab 2


Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase merupakan bagian  dari infrastruktur  pada suatu  kawasan, drainase                 masuk  pada  kelompok  infrastruktur  air  pada  pengelompokan  infrastruktur wilayah,   selain   itu   ada   kelompok   jalan,   kelompok sarana transportasi, kelompok pengelolaan limbah, kelompok bangunan  kota,  kelompok energi dan  kelompok telekomunikasi (Grigg 1988, dalam Suripin, 2004).
Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang, caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut.  Sistem saluran   di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil  juga dihubungkan denga saluran rumah tangga dan dan sistem saluran bangunan infrastruktur  lainnya, sehingga apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu  diolah (treatment). Seluruh  proses tersebut di atas yang disebut dengan sistem drainase (Kodoatie, 2003).
Bagian  infrastruktur   (sistem  drainase)  dapat  didefinisikan  sebagai  serangkaian bangunan  air yang berfungsi untuk mengurangi dan /atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau  lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya,  bangunan  sistem  drainase  terdiri  dari  saluran  penerima  (interseptor  drain ), saluran pengumpul (colector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang  sistem sering dijumpai  bangunan  lainnya,  seperti  gorong-gorong,  siphon,  jembatan  air  (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando dan  stasiun pompa. Pada sistem drainase  yang  lengkap,  sebelum  masuk  ke  badan  air  penerima  air  diolah  dahulu  pada instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur.
Menurut  Sunjoto,  1987,  konsepsi  perancangan  drainase  air  hujan  yang berasaskan pada konsevasi air tanah pada hakekatnya adalah perancangan  suatu  sistem drainase  yang mana air hujan jatuh di atap / perkerasan,  ditampung pada suatu  sistem resapan air,  sedangkan  hanya air dari halaman bukan perkerasan yang perlu ditampung oleh sistem jaringan drainase.


Parameter Kapasitas dan Sistem Jaringan Drainase
Tingkat kapasitas dan kerusakan jaringan menunjukkan secara utuh tentang kondisi fisik  jaringan drainase, yaitu mengenai kapasitas dan kondisi fisik jaringan yang dibagi menjadi  beberapa komponen, yaitu terdiri                                                  dari saluran penerim (interseptor drain), saluran pengumpul (colector drain), saluran pembawa   (conveyor drain), saluran induk  (main  drain)  dan  bangunan  pelengkap  lainnya  seperti  gorong-gorong,  dan bangunan  pertemua (bak kontrol). Setiap komponen memberikan kontribusi terhadap kondisi fisik  jaringan secara keseluruhan. Bobot setiap komponen disusun atas besarnya pengaruh  terhadap  terjaminnya  layanan  pengaliran  air  genangan  (pedoman  penilaian jaringan drainase).
Penilaian kondisi jaringan drainase keseluruhan dilakukan dengan menghitung kondisi saluran  induk, saluran pembawa, saluran pengumpul, saluran penerima, gorong-gorong, dan Sumur Resapan Air Hujan ( Sobriyah, 2005).
Kondisi sistem jaringan pada sub sistem, dihitung dengan rumus :
J = Si + Spe + Spi + Gr + Bp + Sr ………………………(2.1.)
Dengan :
J        = Kondisi sistem jaringan
Si      = Kondisi saluran induk
Spe  = Kondisi saluran pengumpul
Spi    = Kondisi saluran penerima
Gr    = Kondisi gorong-gorong
Bp     = Kondisi bangunan pertemuan
Sr     = Kondisi sumur resapan
Analisis Hidrologi Kawasan
Sudah  disadari  bersama  bahwa  pada  sebagian  besar  perencanaan,  evaluasi  dan monitorin bangunan   sipil   memerlukan   analisis   hidrologi,   demikian   jug dalam perencanaan, evaluasi dan monitoring sistem jaringan  drainase di suatu  perkotaan atau kawasan.  Analisis  hidrologi  secara  umum  dilakukan  guna  mendapatkan  karakteristik hidrologi dan meteorologi pada kawasan yang menjadi obyek studi. Pada studi ini analisis hidrologi digunakan untuk mengetahui karakteristik hujan, menganalisis hujan rancangan dan analisis debit rancangan.  Guna  memenuhi langkah tersebut di atas diperlukan  data curah hujan, kondisi tata guna lahan, kemiringan lahan dan koefisien permebilitas tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar